PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Tugas
makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok
dan
guna mendapatkan nilai di awal semester1
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar – D
Angkatan
2012 / 2013
Disusun
Oleh :
M.
Anang Jamaludin (201233145)
Tiffani
Utami Putri (201233165)
Swastantika
K. (201233178)
Defiriyana
(201233187)
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Banyaknya
faktor yang turut berpengaruh dan terjadi dalam proses perkembangan
menjadikan perkembangan seorang individu tersebut mengalami perubahan
yang kompleks. Dari unsur-unsur bawaan hingga unsur-unsur pengalaman
yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama
memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan
anak tersebut
Guru
SD diharapkan mempunyai pemahaman konseptual tentang perkembangan dan
cara belajar anak di sekolah dasar yang meliputi gambaran tentang
bagaimana mereka berkembang, Pemahaman konseptual tersebut mencakup
tentang karakteristik perkembangan anak usia SD dalam berbagai aspek
fisik biologis, kognitif, bahasa, dan psikososial.
Perkembangan
bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari
tahapan perkembangan anak yang penting . Anak yang memiliki
keterampilan berbahasa yang bagus akan mudah bergaul dan
bersosialisasi. Pada saat kita telah mempelajari banyak hal tentang
bagaimana anak anak berbicara dan mengerti, sangat sedikit yang kita
ketahui mengenai proses aktual perkembangan bahasa
Kemampuan anak usia sekolah dasar dalam
berbahasa akan terus berkembang, dari mulai satu kalimat, dan
seterusnya. Untuk itu perlu kita telusuri apa saja perkembangan
bahasa yang dialami oleh perserta didik. Tentunya bagi sorang guru
itu perlu mengetahui bagaimana perkembangan bahasa perserta didiknya
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian
tersebut di atas dapatlah disusun permasalahan sebagai berikut
“Bagaimana proses dan pola perkembangan bahasa seorang anak?”
TUJUAN
PENULISAN
Dari rumusan masalah
tersebut di atas maka akan diketahui tujuan dari penulisan masalah
ini yaitu: Mengetahui bagaimana proses dan pola perkembangan bahasa
seorang anak
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
PERKEMBANGAN INDIVIDU
Santrock
Yussen (1992) mengatakan bahwa perkembangan merupakan pola
perkembangan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus
berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Manusia berkembang
tidak hanya dari masa kelahiran saja tetapi dari masa konsepsi
manusia sudah mulai berkembang.Perkembangan bersifat kualitatif dan
kuantitatif, artinya proses perkembangan ada yang dapat diukur dan
adapula yang tidak dapat diukur. Misalnya perkembangan otak manusia
tidak dapat kita lihat proses perkembangannya, yang kita lihat adalah
gejala-gejalanya
PENGERTIAN
BAHASA
Bahasa
merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan,
pendapat, perasaan dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati
bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat
yang bermakna dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang berlaku
dalam suatu komunitas atau masyarakat, Bahasa dapat dibedakan menjadi
3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat.
PERKEMBANGAN
BAHASA ANAK
Keterampilan
dalam berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup, yaitu:
1.
Keterampilan
mendengarkan
2.
Keterampilan
berbicara
3.
Keterampilan
membaca
4.
Keterampilan
menulis
Di
sekolah dasar, keterampilan mendengarkan meliputi kemampuan memahami
bunyi bahasa, perintah, dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman,
beruta, dan konsep materi pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi
kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan
mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan benda, fungsi anggota
tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberi
tanggapan, pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi
ketrampilan memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan
sekilas. Keterampilan menulis meliputi kemampuan menulis permulaan,
dikte, mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan
ringkasan paragraf.
POLA
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Anak
dikatakan siap atau matang berbicara dan belajar bahasa apabila aspek
motorik bicara (koordinasi otot bicara) dan aspek mental bicara
(kemampuan berpikir) anak sudah mulai berfungsi dengan baik. Pada
saat anak mulai masuk sekolah merupakan masa yang paling baik untuk
belajar bahasa. Anak selalu bertanya mengenai segala yang dilihat dan
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Anak mulai membangun kosakata
yang biasanya merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata
keterangan, kata merangkai/pengganti dari apa saja yang dijumpai anak
dalam kehidupan sehari-hari khususnya mengenai warna, waktu, uang,
dan kata popular yang digunakan kelompok anak atau teman sebaya.
Selanjutnya perkembangan bahasa dengan pembentukan kalimat, dimulai
dengan kalimat sederhana menjadi kalimat lengkap.
Seiring
dengan pertambahan usia, kemampuan berbicara atau berbahasa anak
semakin baik.
Tahapan-tahapan Umum Perkembangan Kemampuan Berbahasa Seorang Anak,
Yaitu:
Pada usia lebih dari
3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan
mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang
dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau
perasaan si bayi.
Di usia 3 minggu
sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi
mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat
mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti:
“ba….ba…,
ma..ma….”
Di tahap ini, yaitu
saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di
dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi
wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
Bayi mulai dapat
berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa
disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang
dewasa.
Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi atas dua periode besar,
yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun).
Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata
kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang
tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan
pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau
temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Pada umumnya kata pertama yang
diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah
disusul dengan kata kerja.
Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase
ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua
kata. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti
oleh empat kata dan seterusnya. Orang tua mulai melakukan tanya jawab
dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan
kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua
setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai
lancar dan berkembang pesat. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya,
menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang
umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif.
Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan
mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal
tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu
baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengcrti
maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan
membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling
efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang
dipakai anak sebelum pandai berbicara.
Potensi Anak Berbicara Didukung oleh Beberapa Hal :
1)
Kematangan alat berbicara.
Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat
berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut
dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat
tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi’rpa dan
dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik scbagai
permulaan berbicara.
2) Kesiapan berbicara.
Kesiapan mental anak sangat berganrung pada pertumbuhan dan
kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimnlai sejak anak
berusia antara 12-18 bulan, yang discbut teachable moment dari
perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap
untuk belajar. bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan
anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.
3) Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak.
Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat melafalkan
kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain
sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Model tersebut dapat
diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari
radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau actor film yang
bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami kesulitan apabila
tidak pernah memperoleh model scbagaimana disebutkan diatas. Dengan
scndirinya potcnsi anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
4) Kesempatan berlatih.
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan
timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti
penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya: Pada gilirannya anak
kurang memperoleh motivasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya
disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5) Motivasi untuk belajar dan berlalih.
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting
bagi annk karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan
potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak
untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.
6) Bimbingan.
Bimbingan bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya.
Oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model
bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan
orang tua siap memberikan kritik atau mcmbetulkan apabila dalam
berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya
selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak
tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
Langkah-langkah untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1.
Membaca. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan menarik
bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
2. Berbicaralah mengenai
kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan
bahasa yang sederhana.
3. Perkenalkan kata-kata baru pada anak
setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun nama
makanan yang disiapkan baginya.
4. Cobalah untuk tidak
menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk
menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.
5.
Berbicaralah pada anak setiap hari, dan pandanglah mereka ketika
berbicara atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka
sangat penting.
Berikut beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara
batita semakin lancar dan ia gemar bicara:
• Ceritakan
kesibukan Anda.
Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan
lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara,
walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul
Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago.
• Jadi ‘role model’.
Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan
yang benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan
penguasaan bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya
“Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan
menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi
kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan
anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat
mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata
ibu,” kata Pam lagi.
• Berlagak “bodoh”.
Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya
sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia
menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu
padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah
bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan
menyemangatinya untuk berkomunikasi.
• Tetap nyata.
Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa
slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2
tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan
dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara
memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.
Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara
pada anak.
Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk
berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa
kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan
penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta
bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka
tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi,
Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1.
Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata
2. Lamban
mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara
3. Sering kali
berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima
suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
Kesalahan yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada
anak yaitu :
1. Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya
terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal
“butterfly”.
2. Mengganti huruf/suku kata seperti “tolly”
padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.
3.
Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak
contohnya : z,w,s,d, dan g.
4. Huruf-huruf hidup khususnya O yang
paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan
huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr,
fl, str”.
FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
Meskipun
pada umumnya pola perkembangan keterampilan berbahasa anak sama,
namun tetapada perbedaan individual.berikut ini adalah beberapa
faktor penyebab perbedaan tersebut:
1.
Kesehatan
Anak
yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak
yang kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek motorik dan aspek
mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar
berbicara.
2.
Kecerdasan
Anak
yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara lebih baik
dan memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan
berpikir.
3.
Jenis kelamin
Anak
perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik
dalam pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.
4.
Keluarga
Semakin
banyak jumlah anggota keluarga akan semakin sering anak mendengar dan
berbicara. Demikian pula anak pertama lebih baik perkembangan
berbicaranya karena orang tua lebih banyak memiliki waktu untuk
berbicara dan berbahasa.
5.
Keinginan dan Dorongan Komunikasi
Semakin
kuat keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi dengan orang lain
terutama teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk
berbicara dan berbahasa.
6.
Kepribadian
Anak
yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan memiliki kepribadian
yang baik cenderung memiliki kemampuan bicara dan berbahasa lebih
baik daripada anak yang mengalami masalah dalam penyesuaian
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
Perkembangan
bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari
tahapan perkembangan anak yang penting . Anak yang memiliki
keterampilan berbahasa yang bagus akan mudah bergaul dan
bersosialisasi.
Pada saat anak mulai masuk sekolah merupakan masa yang paling baik
untuk belajar bahasa. Anak selalu bertanya mengenai segala yang
dilihat dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR
PUSTAKA
Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja, Bandung; PT. Rosda Karya, cet-5, 2004